Sesungguhnya, orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah di antara kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu dikasihani. (Al-Hujurat: 10)

  • "Dan kepunyaan Allah swt. nama-nama sifat yang baik. Maka, serulah Dia dengan itu. (Q.S: 7:180)

  • Inilah Kitab yang Kami telah menurunkannya dengan penuh berkat, maka ikutilah dia...

  • Sesungguhnya kamu dapati dalam diri Rasulullah saw suri teladan yang sebaik-baiknya. (Q.S. 33:21)

    13 Feb 2015

    Apa sikap kita sebagai Muslim ketika banyak yang menghina dan melecehkan Nabi Muhammad saw, seperti kartun Nabi Muhammad saw dll?

    Marah dan tersinggung? Sebagai seorang muslim yang cinta kepada Nabi Muhammad saw, sosok yang paling dihormati di dalam Islam, saya pun akan marah dan tersinggung, yang mungkin kebanyakan Muslim lainnya merasakan hal yang sama.

    Wajar sih menurut saya, marah adalah hal naluriah, sebagaimana kita ke orangtua yang marah ketika orang tua kita dihina, atau orang-orang yang kita cintai.

    Tetapi kalau ditanya, setujukah kita dengan tindakan muslim yang menjadi pelaku penembakan terhadap kantor Charlie Hebdo di Perancis baru-baru lalu, sebagai tindakan balasan dari Kartun yang menghina dan melecehkan Rasulullah saw?

    Tidak setuju. Itu jawaban saya. Marah adalah hal yang naluriah, sebagaimana orang bebas untuk menghina kita juga bebas dong untuk tersinggung dan beraksi. Tetapi reaksi yang salah tentu tidak bisa dibenarkan.

    Terlebih manajemen marah itu sudah di jelaskan oleh Allah taala di dalam Al-Qur’an dan  dicontohkan sendiri oleh Rasulullah saw, manakala beliau menghadapi penghinaan oleh para musuh Islam.

    Al-Qur'an dan Hadits Nabi Sebagai Standar

    Jadi dalam hal ini standar acuan sikap kita adalah Al-Qur’an dan contoh dari Rasulullah saw,
    Apakah penghinaan dan pelecehan kepada Nabi Muhammad harus dibalas dengan penghinaan serupa, ataukah penghinaan itu dibalas dengan kekerasan dan pembunuhan?

    Saya rasa tidak, Al-Qur’an dalam Surah 6: 108 berbunyi:“Dan janganlah kamu memaki (menghujat) sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah.”

    Penyembahan berhala adalah bentuk penghinaan paling besar terhadap Allah, dosa yang paling besar. tetapi Allah taala sendiri yang memerintahkan bahwa meskipun kemusyrikan harus dijauhi tetapi umat Islam diperintahkan supaya jangan mencaci maki atau menghujat sembahan-sembahan yang hina tersebut. Nah jika terhadap penghinaan terhadap Allah diperintahkan untuk menanggapinya dengan tidak membalas dengan cacian, maka tentu kepada Rasulullah saw pun sama.

    Rasulullah saw sendiri telah mencontohkan ketika dalam suatu gerakan pasukan ‘Abdullah bin Ubayy – pemimpin kaum munafik Medinah, yang harapan besarnya menjadi pemimpin kaum Medinah telah hancur berantakan dengan kedatangan Rasulullah saw. pada peristiwa itu – diriwayatkan pernah mengatakan bahwa sekembali ke Medinah ia “yang paling mulia dari antara penduduknya” – maksudnya ia sendiri – “akan mengusir dia yang paling hina dari antara mereka,” maksudnya, Rasulullah saw.

    Sahabat-sahabat Rasulullah saw yang mukhlis marah, tak terkecuali putera Abdullah sendiri yang adalah seorang muslim yang mukhlis. Dengan pedang terhunus, dia memohon kepada Nabi saw untuk memberinya izin membunuh bapaknya sendiri! Banyak orang muslim lainnya juga datang kepada beliau saw tetapi beliau selalu menolak dan secara tegas menyatakan bahwa tak ada tindakan balasan  terhadap Abdullah atas penghinaannya.

    Jadi rasanya aneh saja jika kita melihat contoh dari Rasulullah saw diatas. Kalau Nabi Muhammad saw saja bersikap demikian, kenapa kita bersikap sebaliknya?

    Penghinaan Jangan Dibalas Penghinaan atau Kekerasan

    Jadi contoh Nabi Muhammad saw itulah yang harus kita tiru dan teladani, bukan kekerasan dan emosi. Karena tindakan diatas sejalan dengan Al-Qur’an, bahwa Allah memerintahkan supaya "tidak menghiraukan ganguan mereka" (Al-Ahzab-48) dan "bersabarlah atas apa yang mereka katakan" (Al-Muzammil:10).

    Lagi, Al-Qur’an menjelaskan:
    "Dan, sesungguhnya Dia telah menurunkan kepadamu di dalam Kitab ini bahwa apabila kamu mendengar Ayat-ayat Allah swt. diingkarnya dan dicemoohkannya, maka janganlah kamu duduk bersama mereka sebelum mereka beralih ke dalam percakapan lainnya. Jika demikian, sesungguhnya kamu niscaya semisal mereka. Sesungguhnya Allah swt. akan menghimpun orang-orang munafik dan orang-orang kafir semua di dalam Jahannam. (Annisa: 141)

    Jadi yang kita lakukan adalah cuekin saja, dan bersabar. Biarin mereka berkoar-koar. Api ga usah dibalas dengan api. Api dibalas dengan air, nanti juga padam.

    Jadi penghinaan tidak usah dibalas penghinaan, apalagi kekerasan. Jika demikian, sama saja kita melibatkan diri pada lingkaran kejahatan yang dilakukan oleh mereka.

    Sebaliknya Allah mengajarkan bahwa kita balas dengan lemah lembut, kebaikan dan kasih sayang. Lebih elegan.

    “Panggilah kepada jalan Tuhan engkau dengan bijaksana dan nasihat yang baik, dan bertukar-pikiranlah dengan mereka, dengan cara yang sebaik-baiknya. Sesungguhnya Tuhan engkau Dia lebih mengetahui siapa yang telah sesat dari jalan-Nya ; dan Dia Maha Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk (An-Nahl: 126)


    14 Nov 2013

    Sumber gambar: Saydha.wordpress.com

    Sesungguhnya mudah bagi seseorang meninggalkan dosa-dosa besar, namun ada beberapa dosa yang bersifat halus dan tersembunyi sehingga tidak disadari seseorang, atau kalau pun yang bersangkutan menyadarinya tetap saja sulit baginya untuk membuangnya. Sebagai contoh, demam typhus yang merupakan penyakit berat yang diikuti demam tinggi, bisa segera diobati dengan obat yang tepat, tetapi tuberkulosa yang bekerja diam-diam tak terlihat malah lebih sulit pengobatannya.

    Begitu juga dengan dosa-dosa halus yang tersembunyi dengan akibat manusia bersangkutan tidak bisa mencapai derajat keruhanian yang luhur. Bentuknya adalah dosa-dosa akhlak yang menimbulkan gangguan dalam kehidupan sosial. Perbedaan sedikit saja dalam status sosial telah menimbulkan kedengkian, kebencian, kecemburuan, kemunafikan dan ketakaburan dimana seseorang lalu memandang rendah saudaranya. Kalau ada seseorang yang melakukan shalat secara patut selama beberapa hari dan orang-orang memujinya karena itu, ia lalu menjadi korban kesombongan dan rasa harga diri tinggi sehingga kehilangan ketulusan yang sebenarnya menjadi tujuan pokok daripada peribadatan.

    Jika Allah s.w.t. mengaruniakan kekayaan, pengetahuan, status sosial yang tinggi atau kehormatan, orang cenderung mulai memandang rendah saudaranya yang lain yang tidak memperoleh karunia tersebut. Bila karena sifat keras kepala atau rasa permusuhan, hubungan seseorang dengan saudaranya menjadi buruk, biasanya ia cenderung menyibukkan dirinya siang dan malam mencari-cari kesalahan saudaranya atau mengadukannya kepada yang berwenang dengan cerita kelemahan yang dikarang-karang agar ia bisa menggantikan posisi saudaranya itu, padahal ia sendiri yang mempunyai kelemahan dimaksud.

    Semua itu merupakan dosa-dosa tersembunyi yang sulit dibuang. Sifat takabur/kesombongan termasuk di dalamnya dan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk. Para pemuka agamapun juga ada yang menderita penyakit ini berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya.  Mereka menyibukkan diri sepanjang waktu mencari-cari kesalahan satu sama lain di bidang intelektual dengan tujuan mempermalukan dan merendahkan yang lainnya. Sulit sekali mengenyahkan dosa-dosa halus seperti itu padahal termasuk dosa yang tidak diampuni menurut kaidah Ilahi.

    Tidak hanya manusia awam yang terjangkiti dosa ini, karena juga terdapat pada orang-orang yang biasa menghindari dosa-dosa umum serta dipandang sebagai ulama, cendekiawan atau mereka yang berderajat tinggi. Terhindarnya dari dosa-dosa tersembunyi tersebut bagaikana sejenis kematian. Sampai seseorang lepas dari kegelapan dosa demikian maka ia tidak akan pernah mencapai kesucian nurani dan menjadi pewaris dari segala anugerah dan keluhuran yang dikaruniakan Allah s.w.t. kepada mereka yang telah disucikan kalbunya.

    Beberapa orang menganggap dirinya telah lepas dari keburukan akhlak demikian, tetapi ketika mereka bertemu dengan orang lainnya, langsung saja mereka bangkit dan tidak mampu menekan perasaan memandang diri lebih serta ketakaburan mereka dengan memperlihatkan manifestasi akhlak rendah yang mereka kira telah mereka tinggalkan. Pada saat seperti itulah akan terlihat bahwa mereka sebenarnya belum lepas dari dosa-dosa dimaksud dan belum memperoleh kemaslahatan serta masih jauh dari tingkat kesucian kalbu yang menjadi ciri dari orang-orang muttaqi.

    Semua ini menunjukkan bahwa kesucian akhlak adalah suatu hal yang sangat sulit dicapai dan tak mungkin diperoleh tanpa rahmat Allah s.w.t. Rahmat demikian bisa diperoleh dengan tiga cara, yaitu, pertama, berusaha dan berencana, kedua, shalat dan berdoa, dan ketiga, memelihara silaturrahmi dengan seorang yang muttaqi. (Khutbah-khutbah, hal. 17-18).


    16 Jan 2013

    ibu yang baik anak baik
    image: katir-paimo.blogspot.com
    Berkenaan pendidikan anak-anak, Islam pertama-tama menganjurkan agar hendaknya setiap orang mukmin memilih teman hidupnya seorang yang baik agar berkat pengaruhnya, keturunannya akan menjadi orang-orang yang baik pula.
    Rasulullah saw bersabda:

    ”Ada empat sebab orang memilih teman hidupnya. Sebagian orang memilih sebab harta-bendanya. Sebagian lagi sebab keturunannya. Sebagian lagi sebab tertarik oleh kecantikannya. Dan sebagian lagi memandang penting akhlak dan agamanya. Hendaknya engkau selalu mengutamakan akhlak dan agamanya. Kalau tidak tanganmu akan dikotori oleh lumpur” (Bukhari, Muslim, dan Misykaat hal. 267)

    Semenjak bumi ini diciptakan hingga kini, tidak ada sarana lain untuk mendapatkan keturunan yang saleh selain seorang ibu yang mukhlis lagi berbudi luhur, Di sinilah tampak ciri khas kesempurnaan agama Islam. Islam mengatur pendidikan anak-anak jauh sebelum anak lahir ke bumi. Islam memerintahkan jika seorang mukmin ingin mempunyai keturunan yang saleh, ia hendaknya memilih calon istrinya seorang wanita yang beragama serta berakhlak. Sebab jika ia salah pilih maka penyesalanlah yang akan diterimanya seumur hidup.

    Di dalam nasehat diatas tersembunyi hikmah, sebagaimana sebuah ladang yang subur tanahnya berpengaruh kepada hasil panennya, demikin pula halnya seorang ibu membekaskan pengaruh pada pembawaan akhlak serta perangai anak-anaknya. Sesudah anak lahir, pendidikan ibu pada prakteknya amat besar bekasnya. Ya, benar si ayah pun mempunyai andil dalam mendidik anak. Akan terapi, dibanding dengan jerih payah sang ibu peran ayah jauh sekali dibandingkan dengan ibu. Selama masih bayi dari ibunyalah ia menghirup kelezatan air susu ibu. Dirangkulan ibunyalah ia menikmati ketentraman. Siang malam ia senantiasa berada disamping ibu. Kepada ibulah ia bertutur. Kepada ibu ia merengek-rengek meminta sesuatu. Kepada ibu ia mencari jalan penyelesaian dalam suatu masalah. Dari mulut ibu ia mendengar kata-kata mesra. Sekali-kali ibu memarahinya, tetapi tak urung ia kembali kepada ibu dan bergelantung padanya. Ia memperhatikan setiap tingkah-laku ibu. Pendek kata, seorang anak merupakan bagian wujud seorang ibu.

    Perhubungan antara ayah dan anak yang kesempatannya jarang, lagi pula kaku itu, jika dibandingkan dengan perhubungan antara ibu dan anak selama dua puluh empat jam yang mesra lagi erat, boleh dikatakan seolah-olah tidak berarti belaka. Karena itulah Rasulullah saw bersabda:

    “Sorga terletak di bawah kaki ibu”

    Maksud ucapan itu ialah, jika sang ibu seorang yang mukhlis, maka perhubungannnya yang erat siang malam itu akan menuntun anaknya langsung ke sorga. Dengan jalan berkhidmat kepada ibu terbuka baginya jalan menuju sorga.

    Saya telah memperhatikan keadaan ribuan rumah tangga dan dengan diam-diam mengamati peri kehidupan mereka, maka di mana ratu rumahtangganya seorang wanita yang baik, di sana rata-rata 80% dari keluarga semacam itu terdiri atas anak-anak yang baik. Keadaan itu ada kekecualinnya, jika anak itu setelah menjadi besar berubah menjadi tidak baik, disebabkan oleh pengaruh buruk pergaulan mereka. Begitulah kehendak kodrat alam yang tak berubah-ubah dan mengenainya junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. Bersabda

    “Hendaklah engkau selalu mengutamakan akhlak dan agama (wanita yang akan engkau kawini). Kalau tidak, tanganmu akan dikotori oleh lumpur,”

    Walhasil, rahasia pertama mendidik itu disini. Seseorang yang memilih jodohnya seorang wanita dengan mengutamakan kecantikan paras mukanya, kebangsawanannya, dan kekayaan hartanya belaka, ia tak ubahnya seperti berlari-lari mengejar sesuatu yang tidak kekal. Oleh karena itu, dianjurkan agar lebih baik memilih seorang wanita yang beragama dan berakhlak. Jika seseorang mendapatkan seorang istri yang beragama dan si samping itu dimilikinya pula nikmat-nikmat tambahan (berupa kecantikan, harta, dan keturunan) itu, ia tak ubahnya laksana memiliki sebutir mutiara. Akan tetapi, dasar utamanya untuk memperoleh keturunan yang baik adalah terletak pada kecondongan sifat istri kepada agama dan keelokan budi pekerti. Selain itu, seorang istri yang mukhlis bahkan merupakan sumber ketentraman kalbu dan kedamaian pikiran bagi sang suami dan membuat rumah tangga bagaikan sorga dunia.  


    Sumber: Hadhrat Mirza Bashir Ahmad, MA, Dasar-Dasar Pendidikan Bagi Jemaat, Bandung: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1998.

    7 Des 2012

    Sebuah Pameran Al-Qur'an akan diadakan di Perpustakaan Milliken Mills Sabtu depan. Penyelenggara mengatakan bahwa pameran ini dimaksudkan untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam dan mendidik masyarakat tentang ajaran Islam yang damai dan benar.

    Pameran Al-Qur'an ini diselenggarakan oleh Lajnah Imaillah (sebuah organisasi perempuan) Jamaah Ahmadiyah cabang Markham.

    Jamaah Muslim Ahmadiyah adalah suatu gerakan kebangkitan Islam Internasional yang dinamis dan memiliki pertumbuhan yang cepat, kata Lajnah Imaillah dalam sebuah rilis media.

    Ini adalah sebuah gerakan non-profit, organisasi amal keagamaan yang didirikan pada tahun 1889. Ahmadiyah telah tersebar dari 200 negara dengan keanggotaan melebihi puluhan juta. Di Kanada sendiri Ahmadiyah terdapat 65 cabang.

    Jamaah Muslim Ahmadiyah mengatakan bahwa mereka menggalakkan acara open house dan pameran ini untuk mendidik dan menumbuhkan toleransi, pemahaman dan pengetahuan agama mereka.

    "Kami berharap Anda dapat bergabung dengan kami dalam upaya kami meningkatkan kerukunan beragama di Ontario." Kata penyelenggarana Sadaf Malik.

    Pameran Al-Qur'an ini akan berlangsung pada 8 Desember pukul 11-04 waktu setempat.

    Acara tersebut tidak dipungut biaya. Hidangan dan jasa pelayanan pembuatan henna akan disediakan juga kepada para tamu. Para tamu dianjurkan untuk mendaftar secara online di www.islamevents.ca/register

    Untuk informasi lebih lanjut, e-mail atau kunjungi info@IslamEvents.ca , www.ahmadiyya.ca

    Sumber: http://ahmadiyyatimes.blogspot.com/2012/12/canada-ahmadi-muslim-women-sponsored.html

    2 Mei 2011

    Allah Taala telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan dakwah. Orientasi dakwah yang Allah taala perintahkan adalah menyeru dan mengajak manusia kepada jalan Tuhan (ilâ sabili rabbika) yaitu menjadi hamba-hamba Allah taala yang tunduk dan patuh kepadaNya dengan cara-cara yang bijaksana (bil hikmah) dan memberikan nasehat-nasehat dengan cara yang baik pula (wal mau’izhatil hasanah). Sebagaimana Allah taala berfirman:

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(an-Nahl [16]:125)

    Rasulullah SAW pun dalam implementasinya terhadap ayat tersebut bersabda ballighû ‘annî walau ayah wa hadditsû ‘an banî isrâîl wa lâ haraja wa man kadzaba ‘alayya muta’ammidan falyatabawwa’ maq’adahu min an-nâr.(H.R Bukhari). Yang artinya : sampaikanlah dariku walaupun satu ayat. Kalian boleh menyampaikan riwayat (yang benar) dari kalangan Bani Israil, namun juga tidak berdosa (jika kalian tidak menyampaikannya). Barangsiapa yang sengaja berdusta dengan mengatasnamakan aku, maka bersiap-siaplah masuk neraka.(H.R Bukhari).

    Begitu pentingnya perintah untuk berdakwah ini sehingga Rasulullah SAW menekankan kepada umatnya untuk berdakwah walaupun yang disampaikan hanyalah satu ayat al-Quran saja. Oleh karena itu dakwah adalah bagian integral dari umat Islam yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Syaikh Ali Mahfuzh yang juga murid dari Syaikh Muhammad Abduh memaparkan pandangannya mengenai konsep dakwah dan batasannya sebagai berikut : Membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Jadi salah satu cara untuk memperoleh keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat yaitu dengan cara menjadikan dakwah bagian dari kehidupan orang-orang mukmin.